Minggu, 27 November 2016

LAUT DAN SUNGAI, AIR DAN API

Laut dan sungai
Sungai adalah aliran air tawar yang besar yang bermuara si laut, danau atau kumpulan air lainnya. Laut atau samudra adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangidan membagi daratan atas benua atau pulau-pulau. Dua macam kumpulan air itu mempunyai ciri-ciri tersendiri. Air laut asin dan pahit, air sungai tawar dan segar. Allah mengingatkan manusia bahwa:
* uqèdur Ï%©!$# ylttB Ç`÷ƒtóst7ø9$# #x»yd Ò>õtã ÔN#tèù #x»ydur ìxù=ÏB Ól%y`é& Ÿ@yèy_ur $yJåks]÷t/ %Y{yöt/ #\ôfÏmur #Yqàføt¤C ÇÎÌÈ  
53. dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.
Firman-Nya diatas dengan menggunakan kata (هذا) hadza/ini yang merupakan isyarat dekat kepada kedua laut itu, mengesankan bahwa kendati terjadi kedekatan laut dan sungai satu sama lain, namun yang satu tidak bercampur dengan yang lain, sampai-sampai menurut sementara ulama, “seandainya anda menggali di pantai laut yang asin – walau pada jarak yang sangat dekat dengannya – maka Anda akan menemukan air yang sangat tawar. Air asin yang merembes atau mengalir dari lautan ke batu-batuan di dekat pantai itu, tidak bercampur dengan air tawar yang merembes atau mengalir ke laut dan daratan.
Ada yang berkata bahwa penghalang yang dijadikan Allah itu, adalah posisi aliran sungai yang biasanya lebih tinggi dari permukaan laut, karena itu air sungai yang tawar itulah yang mengalir ke laut bukan sebaliknya, kecuali amat sangat jarang dan dengan pengaturanyang sangat teliti ini, air laut walaupun banyak, tidak mengasinkan air sungai yang merupakan sumber air minum manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan air sungai karena kadarnya sedikit, maka walaupun ia mengalir ke laut yang banyak airnya itu, namun air tawar itu tidak dapat mengubah rasa asin air laut.
Allah swt. Telah meneapkan hukum-hukum yang mengatur alam raya ini, sehingga air laut tidak mengalahkan air sungai, tidak juga daratan walaupun dalam keadaan pasang naik dan turun.
Ketika menyinggung ayat 53 QS. Al-Furqan {25} di atas, sayyid quthub mengutip tulisan A. Morison, ilmuwan yang menyebutkan bahwa jarak antara bulan dengan bumi kita adalah 240.000 mil, bahwa pasang naik yang terjadi dua kali, mengingatkan kita secara halus tentang keberadaan bulan. Pasang naik yang terjadi di samudra bisa jadi di beberapa tempat mencapai enam puluh kaki, bahkan kulit bumi menonjol keluar sebanyak dua kali sekitar beberapa inci desebabkan oleh daya tarik bulan. Nampak bagi kita, bagaimana segalanya teratur sedemikian rapi, sampai-sampai kita tidak dapat menhangkau kekuatan yang demikian besar yang dapat meninggikan samudra beberapa kaki, dan menonjolkan kulit yang sangat kuat itu.

Air dan Api
air
Air adalah benda cair yang terdiri dari oksigen dan hidrogen dalam kadar-kadar tertentu. Stetes air terdiri dari jutaan atom yang berbeda-beda jenis. Molekul-molekul pada zat cair saling berpegangan, tetapi tidak terlalu erat, sehingga dengan mudah dapat lepas dan berpindah ikatan. Allah membuatnyasedemikian rupa, sehingga kita tidak perlu mengunyah air; cukup meneguknya, dia dengan segera mudah masuk ke kerongkongan. Air mendidih pada suhu 1000C; jika temperatur turun sampai ke bawah 00C, maka air akan membeku menjadi es, dan bila temperatur berada di atas 1100C, maka air akan menguap.
Sebagian besar bagian bumi kita adalah air, bahkan sebagian besar dari diri kita sebagai manusia juga adalah air dan diri kita pun memiliki jumlah prosentase air yang serupa dalam tubuh kta. Memang jauh sebelum ini Allah telah menggaris bawahi dalam Al-Qur’an bahwa:
 ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( ÇÌÉÈ
30. Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup (Q.S Al-Anbiya: 30).
Kebenaran pernyataan Allah ini telah terbukti melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan. Sitologi (ilmu tentang susunan dan fungsi sel) misalnya, menyatakan bahwa air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan satuan bangunan pada setiap makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Sedang biokimia menyatakan bahwa air adalah unsur yang sangat pada setiap interaksi dan perubahan yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah proses interaksi itu sendiri.
Air tela diciptakan sedemikian rupa, sehingga ia memiliki keunikan dibandingkan cairan lain. Lihatlh es; ia menjadi ebih ringan dari air, karena itu ia mengapung. Mestinya, apabila kita perhatkan benda-benda lain, es itu akan tenggelam. Itulah salah satu sifat air yang unik. Anda bisa bayangkan kalau seandainya air tidak bersifat demikian, yakni es tidak mengapung, maka air di planet kita ini, lebih-lebih di musim dingin, akan terperangkap dalam es dan kehidupan tidak mungkin dapat berlanjut di laut, dan sungai. Karena ketika itu es akan tenggelam, tidak mengambang seperti sekarang dan air yang ada di bagian bawah akan naik ke permukaaan dan pada saatnya akan menjadi es. Demikian seterusnya sampai air di bumi ini seluruhnya menjadi es.
Air mengalir ke tempat yang rendah, dan mengambil bentuk bejana yang memuatnya. Kendati demikian, air adalah salah satu seumber energi yang kuat dan bebas polusi. Kita harus menarik pelajaran dari air. Anatara lain bahwa walau dia selalu mengallir ke tempat yang rendah, dan mengambil bentuk bejana yang memuatnya, namun dia sangat-sangat, dan semua makhluk membutuhkannya. Jangan coba-coba membendung air, dia akan berputar dan berputar, menggerakan segala yang ada disekitarnya. Dia juga akan selalu mencari jalan keluar dari apa yang membendung jalannya; bila terus dibendung, pada akhirnya ia akan meledakan penghalangnya dan memusnahkan semua yang disekelilingnya. Maukah kita menirunya dengan berendah hati, karena: “tidak ada sesuatu yang merendah kecuali Allah dan mengangkatnya ke ketinggian”
Api
Api adalah cahaya dan panas yang timbul karena reaksi kimia. Ia memerlukan tiga unsur, yakni karbon, oksigen dan panas. Ada sifat-sifat dan ukuran-ukuran tertentu dari ketiga hal itu. Andaikata oksigen dan karbon tidak seperti keadaannya sekarang, yakni lebih mudah  bereaksi satu terhadap yang lain, maka pembakaran spontan akan terjadi dimana-mana. Bisa saja tiba-tiba manusia itu terbakar begitu cuaca sangat panas. Sebaliknya, kalau karbon dan oksigen memiliki kadar yang kurang dari sifatnya yang sekarang, maka akan sangat sulit kita menyalakan api, bahkan mustahil. Jika demikian, kehidpan menjadi sangat terbatas, dan kenyamanan hidup tidak akan terasa.
Dalam QS, Yasin {36}: 80, Allah swt. Menegaskan bahwa:
Ï%©!$# Ÿ@yèy_ /ä3s9 z`ÏiB ̍yf¤±9$# ÎŽ|Ø÷zF{$# #Y$tR !#sŒÎ*sù OçFRr& çm÷ZÏiB tbrßÏ%qè? ÇÑÉÈ  
80. Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".
Ayat ini mengisyaratkan adanya kekuatan surya yang dapat berpindah ke dalam tumbuh-tumbuhan melalui proses asimilasi sinar. Sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat hijau daun (klorofil) mengisap karbondioksida dari udara. Sebagai akibat terjadinya interaksi antara gas karbondioksida dan air yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dari dalam tanah, lahir zat karbohidrat berkat bantuan sinar matahari. Dari situ kemudian terbentuk kayu yang pada dasarnya terdiri atas komponen kimiawi yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Apa yang diungkap ayat diatas merupakan salah satu isyarat ilmiah yang belum dikenal sampai sekian abad dari turunnya Al-Qur’an. Proses itu dikenal juga dengan photosynthesis, baru ditemukan oleh seorang sarjana Belanda J. Ingenhousz pada akhir abad XVIII yang lalu. Itulah sebagian yang diketahui tentang api duniawi.
Namun, masih ingatkah anda mengenai sejarah yang berhubungan dengan sang Nabi pencari tuhan? Yupz, Nabi Ibrahim! Peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim as. Yang dilempar kedalam kobaran api oleh penguasa masanya, membuktikan kuasa Allah atas Api. Ketika itu Allah berfirman:
$uZù=è% â$uZ»tƒ ÎTqä. #YŠöt/ $¸J»n=yur #n?tã zOŠÏdºtö/Î) ÇÏÒÈ  
69. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",
Disebutkan dalam satu riwayat bahwa penguasa masanya yang menyembah api bertanya kepada Nabi mulia itu, “mengapa engkau enggan menyembah api?”. Nabi ibrahim menjawab: “Bukankah air dapat memadamkannya?”. “jika demikian mengapa engaku tidak menyembah air?”, tanya penguasa itu. Nabi irahim as menjawab, “Bukankah awan yang mengandungnya lebih kuat?” “Jika demikian sembahlah awan!”, tanya penguasa. Nabi ibrahim as menjawab lagi: Angin menggiringnya lebih kuat dari awan”. “kalau demikian sembahlah angin!” kata sang penguasa. Nabi ibrahim sekali lagi emnajawab dengan tenang: “manusia yang menarik dan menghembuskannya lebih kuat dari angin.” Tetapi manusia pun lemah , karena itu yang wajar bahkan yang berhak disembah tidak lain kecuali pencipta semua itu, pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Dia adalah Allah Rabbul ‘alamin. Subhanallah penciptaan yang luar biasa itu!

OTONOMI DAERAH MASA REFORMASI

OTONOMI DAERAH MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pergerakan Indonesia Modern   Disusun ...