DAFTAR ISI
DAFTAR ISI. 1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 2
A.
Latar
Belakang Masalah................................................. 2
B.
Rumusan
Masalah.......................................................... 3
C.
Tujuan
Penulisan............................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
A.
Persia
dan Asia Tengah................................................. 4
B.
Pengaruh
Persia di Asia Tenga...................................... 5
1.
Bahasa.................................................................. 5
2.
Arsitektur............................................................... 6
3.
Tokoh-Tokoh
Ilmuan dan Karyanya....................... 7
4.
Ilmu
Sastra dan Ilmu Pengetahuan.......................... 9
5.
Adat
Dan Tradisi................................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................ 11
A.
Kesimpulan................................................................... 11
DAFTAR SUMBER.............................................................................. 12
BAB I
PENDAHULAN
A.Latar Belakang Masalah
Berakhirnya
kolonialisme dan imperalisme Barat di negara-negara Islam, telah mengetuk
kesadaran umat akan keterbelakangan, kebodohan, kejumudan dan ketertindasan.
Kesadaran ini lebih terasa lagi ketika diingat bahwa lintasan sejarah Islam
pernah menorehkan tinta emas peradabannya. Islam pernah berada dalam posisi
terdepan dalam penggung peradaban dunia, berbarengan dengan keunggulannya di
berbagai dimensi kehidupan ekonomi, Ilmu Pengetahuan, militer, politik dan
sebagainya. Sebelum Islam masuk salah satu bangsa yang menjadi sebuah imperium
kekuatan dunia ‘Persia’ adalah salah satu bangsa tersebut yang meninggalkan
jejak peradaban di kancah sejarah islam.
Nama Persia sangat
terkenal di seluruh dunia karena sejarahnya yang unik dan menarik untuk di
bicarakan. Suku bangsa yang mendiami mayoritas wilayah Iran saat ini adalah
juga cikal bakal dari negara Iran. Bangsa Persia tersebar hampir ke seluruh
Timur Tengah, namun menjadi mayoritas di belahan bumi lain seperti Asia tengah
dan sekitarnya. Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk
pertama kalinya. Sisi Timur dari sungai Eufrat dan Tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya
dengan kekaisaran Persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari Persia
namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan
dari Persia.
. Salah satunya bagian
wilayah kekuasaanya dulu yang meliputi Asia Barat atau yang sering disebut
Timur Tengah, dan Asia Tengah yang terdiri dari beberapa negara seperti Uzbekistan,
kazakstan, Turkmenistan, Tjikistan dan Kirgistan. Persia meninggalkan banyak
kebudayaan tentunya juga di Asia Tengah, dimana banyak sekali budaya yang
diserap dari Persia seperti Bahasa, Arsitektur lain sebagainya. Budaya yang
diserap itu meninggalkan dampak dan pengaruh tersendiri bagi kebudayaan di Asia
Tengah. Dalam makalah ini kami akan membahas apa saja pengaruh yang timbul dari
kebudayaan yang telah di tinggalkan bangsa Persia di Asia Tengah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah beberapa
pengaruh Persia di Asia Tengah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa
sajakah pengaruh Persia di Asia Tengah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Persia Dan Asia Tengah
Imperium Persia
didirikan oleh Cyrus I pada 559 SM. Setelah
berhasil mendirikan kekaisaran,
Cyrus berusaha untuk menguasai wilayah-wilayah di
sekitarnya. Pada masa Darius I kekuasaan Persia telah membentang luas dari Laut Kaspia, India
sampai ke Timur Tengah. Juga Persia
merupakan salah satu elemen
peradaban Timur yang berlokasi di
Iran sekarang. Iran
terletak di daerah
lembah Mesopotamia, sebuah kawasan
dengan peradaban yang
maju pada saat
itu. Oleh kebanyakan ahli daerah
tersebut dikenal dengan “the cradle of civilization” atau lahirnya
peradaban. Sementara istilah
lain yang sering
disebutkan antara lain “the
fertile crescent” untuk menyebut
daerah yang subur. sementara julukan
“the Levant” menunjuk
kepada arah (dimana
bangsa Arab menyebut Masyriq).
Kekaisaran
Persia adalah sejumlah
kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah
air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk
Asia Barat, Asia
Tengah dan Kaukasus.
Saat ini nama
Persia dan Iran sudah
menjadi kebiasaan. Persia
digunakan untuk isu
sejarah dan kebudayaan sedangkan, Iran digunakan untuk
isu politik.[1]
Persia merupakan sebuah bangsa yang sangat dikenal dan memiliki peradaban yang
panjang.
Persia yang saat ini
menjadi bagian dari negara Iran sesungguhnya adalah sebuah kerajaan besar yang pada
saat itu meliputi Babylonia, Asia Tengah, Palestina, Suriah, seluruh Asia kecil
bahkan Mesir. Kejayaan itu berlangsung hingga tahun 330 SM, sebelum dimana
kerajaan Romawi dibawah pimpinan Alexander Agung menaklukan wilayah Persia.[2] Kemudian
sejak tahun 640 M Persia telah di kuasai Islam. Pemerintahan islam seperti
Abbasiyah (750-1258) dan bermacam-macam dinasti lokal banyak berdiri
disekelilingnya, seperti Tahiriyah, Samaniyah dan Safariyah, kemunculan mungkin
akibat akumulasi sejarah yang sangat kompleks, sebagian diantaranya akibat
kekecewaan politik orang-orang Persia terhadap bangsa Arab, juga adanya
pertemuan Kultural Arab-Persia yang “terlembagakan” melalui pernikahan antara
Hussain anak dari Ali bin Abi Thalib (cucu Rasulullah) dengan putri Kaisar
Persia.[3]
Sementara itu, Sebelum
mengetahui bagaimana perngaruh Persia di Asia Tengah kita terlebih dulu harus
mengetahui tentang apa yang di maksud dengan Asia Tengah. Asia Tengah sendiri merupakan
bagian dari Imperium kekuasaan Persia pada saat itu, dan saat ini Asia Tengah
adalah sebuah kawasan yang terkurung daratan di Benua Asia dimana terbagi menjadi beberapa negara kecil seperti Uzbekistan, Turkmenistan,
Kirgistan, Kazakstan dan Tajikistan. Banyak arti yang berbeda dalam komposisi
wilayah yang sebenarnya. Menurut sebuah definisi, Asia Tengah mencakup sekitar
9.029.000 km², atau 21% dari benua.
Terdiri dari beberapa
wilayah yang sangat luas dengan jenis daratan yang bervariasi, misalnya tanah
datar tinggi dan pegunungan (Tian Shan), gurun luas (Kara Kum, Kyzyl Kum, Taklamakan), dan tanah datar
berupa rerumputan. Kebanyakan tanah sangat kering atau sangat kasar untuk
dijadikan sebagai sawah. Mata pencaharian mayoritas penduduk ialah penggembala.
Aktivitas industri berada di perkotaan.[4] Asia
Tengah telah lama menjadi wilayah perdagangan antara Tiongkok dan masyarakat Barat, dengan Jalur Sutra melewati wilayah ini
dan menjamurnya banyak kerajaan di sini. Pada lima abad terakhir kebanyakan
wilayah ini dijajah oleh kekaisaran Rusia dan Kerajaan Tiongkok. Semasa abad
ke-20 Asia Tengah bagian dari bekas aluran Komunis Uni Soviet, yang pecah pada
tahun 1991.
B. Pengaruh-Pengaruh Yang Ditinggalkan Persia Terhadap Asia Tengah
1. Bahasa
Bahasa Parsi sebagai bahasa literatur/sastra berkembang luas dan
menyeluruh. Beberapa dinasti keturunan Turki juga menjadi pendukung setia seni
dan literatur serta membawanya ke (Asia Tengah), Anatolia dan kawasan-kawasan
penutur basaha Turki Transoxania serta India. Bahasa Persia ini kemudian
mendapatkan tempat kembali menggantikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
pemerintahan dan kesusasteraan.
Berbagai kumpulan besar syair dan prosa Persia muncul dalam kawasan
ini. Pada dasarnya, literatur Persia bukan hasil karya dan ciptaan orang-orang
Persia semata, tetapi juga hasil dari sebuah sebuah wilayah kultural yang lebih
lebar dan luas. Namum, kekuatan kreatifitasnya berakar di Iran.[5]
Di antara Kirgizstan, Kazakhstan,
Uzbekistan, dan Turkmenistan.
Tajikistan adalah negara yang tidak menggunakan bahasa Rusia tetapi menggunakan
bahasa Persia yang ditulis dengan huruf Sirilik. Bahasa Tajik.
Bahasa Parsi itu
bahasa Tajik juga.
Kalau di Iran
disebut bahasa Parsi, di Afghanistan disebut Dari, di Tajikistan disebut
Tajik. Masing-masing ada
perbedaanya sedikit tetapi
itu bahasa yang
sama, tetapi bahasa Persia di Tajik jauh lebih kuno, lebih
tradisional, tetapi mereka menggunakan huruf Sirilik, huruf Rusia tetapi masih
bahasa yang sama. Kalau di Iran dan Afghanistan bahasa Parsi ditulis
menggunakan huruf Arab.[6]
2. Arsitektur
Yang akan dibahas di sini adalah arsitektur Persia islam
yang berkembang pada masa permulaan Syiah. Kemajuan di bidang matematika
mempengaruhi akuratnya kesimetrisan pada semua bagian bangunan dan hiasannya.
Teknologi yang berkembang pada saat itu bisa membuat bangunan yang tanpa
jendela tidak membutuhkan lampu pada saat siang, cukup dengan permainan cermin
yang menggunakan sinar matahari sebagai bahan cahayanya.
Kubah yang berbentuk seperti helm prajurit muslim,
menara dengan satu balkon, arch yang meruncing, dan dominasi warna biru pada
bangunannya menjadi identitas utama arsitektur Persia islam. Tidak ketinggalan pula hiasan staglimit pada gerbang dan
penyangga kubah dan pengaturan taman dan air mancur tanpa mesin pompa. Daerah
Persia memang menjadi pusat ilmu pengetahuan pada masa lampau, sehingga hal ini
mempengaruhi teknologi pada bangunan di setiap daerah dan wilayah
kekuasaannya pada waktu itu. Dengan hukum
archimedes, air mancur pada taman masjid bisa berfungsi secara alami tanpa
harus memakai pompa. Arsitektur Persia Islam memang tidak bisa lepas dari
pengaruh Persia kuno.
Sampai sekarang baik Iran maupun negara-negara Asia
Tengah dan sekitarnya sangat mengagungkan bangunan
Gerbang sehingga dibangun dengan ukuran yang sangat besar, kubah yang berukir penuh, penataan jendela dan ornamen yang khas,
menara yang berbeda dengan menara pada gaya yang lainnya, sampai pengaturan
tamannya. Contoh karya terbesar dari arsitektur Persia ini adalah Masjid
Samarkand di Uzbekistan, Masjid Kashgar dan Idkah di Xinjiang China dan Masjid
Agung St. Petersburg di Rusia.
3. Tokoh-Tokoh Ilmuan dan Karyanya
Di dalam semua bidang pendidikan berikut ini tokoh-tokoh ilmuan
yang karyanya dan penemuan-penemuannya memiliki begitu banyak manfaat dan
kegunaan yang masih bisa dirasakan hingga saat ini, terlahir dari keturunan
Perisa. Para tokoh ilmuan ini terkenal hingga keseluruh negeri dengan karyanya
masing-masing yang mendunia dan juga berpengaruh bagi kawasan Asia Tengah khususnya
bagi umat di seluruh dunia.
Di tanah inilah lahir para ulama dan pemikir yang sangat berpengaruh
di dunia Islam. Seperti Imam Al-Bukhari, beliau dianggap sebagai salah satu
penyampai hadis yang diakui kesahihannya, beliau adalah putra Bukhara, provinsi
di wilayah Barat Uzbekistan dan juga dikenal sebagai salah satu pusat
ilmu pengetahuan, budaya dan seni bagi Islam. Selain imam Bukhari, juga dikenal
imam-imam lain seperti, Imam Muslim, Imam Al-Ghazali, ibnu Sina,
Al-Farabi, Al-Biruni, Al-Kindi, Al-Haitami, dan lain-lain. Para imam mengelola
lebih dari 110 madrasah dan mereka mengajar di sekolah-sekolah dasar. Beberapa
tokoh dan karyanyan antara lain:
Ø Muhammad Bin Musa Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi di lahirkan
pada tahun 164 H (780 M) didaerah Khawarizmi di Asia Tengah. Dia wafat di
Baghdad pada tahun 232 H (847 M). Al-Khawarizmi memiliki beberapa hasil
penelitian ilmiah dan buku-buku yang dikarang matematika (menghitung, aljabar,
dan geometri), astronomi (Ilmu Falak) dalam karyanya “As-Sanad Hind”,
geografi menulis buku “Shurotul Al-Ardh” dan juga menulis “Taqwim
Al-Buldan”.
Ø Abu Ar-Raihan Al-Biruni
Al-Biruni dilahirkan pada tahun 362 H (973 M), disalah satu
pinggiran kota Kats yang merupakan pusat kota Khawarizmi di Asia Tengah. Inilah
yang menyebabkan ia dipanggil dengan nama Al-Biruni, karena Birun adalah bahasa
Persia yang berarti pinggiran kota. Beliau adalah seorang ilmuan dalam bidang
matematika dalam karyanya yang berjudul “Kitab Al-Masa’il Al-Handasiyyah”,
dalam bidang Geologi dalam karyanya “Al-Jamahir Fi Ma’rifatil Jawahir”,
ilmu Astronomi dalam karyanya “At-Tafhim Li Awa’il Shina’at At’tanjin,
dalam bidang Geografi dalam bukunya “Shifatul Ma’murah” dan dalam bidang
lainnya seperti Biologi, Farmakologi (obat-obatan) Humaniora dan Sastra yang
dikenal dengan “Thariq al-Hindi”.
Ø Ibu Sina
Ibnu Sina dilahirkan di desa Avasna, di dekat propinsi
Bukhara-sekarang Uzbekistan, Persia pada tahun 270 H (980 M). Ibnu Sina
memiliki pernanan menonjol dalam bidang kedokteran dan berbagai cabangnya. Dia
telah melakukan penelitian yang besar dan mendapatkan penemuan penting yang
diabadikan oleh sejarah kedokteran. Ibnu Sina memiliki karya sebanyak 276 buah,
baik berupa surat-surat, buku maupun ensiklopedia. Berikut karya-karyanya, Kitab
Al-Qonun Fith Thib (Canon Of Medicine), Kitab Arjuzah Ibnu Sina
Ath-Thibbiyah, Kitab Mausu’ah Asy-Syifa, yang merupakan ensiklopedia
berisi ilmu pengetahuan, seperti fisafat, logika, dan ilmu alam. Dan kitab “Asbab
Huduts Al-Huruf”.
Ø Umar Al-Khayyam
Umar Khayyam adalah seorang berkebangsaan Persia, dia dilahirkan di
Nesapor di Iran. Beliau dilahirkan pada tahun 440 H (1048 M). Dia wafat di
Naisabur pada tahun 525 H (1131 M). Umar Khayyam dikenal sebagai seorang filsuf
dan penyair muslim yang besar. Dia memiliki popularitas khusus karena
syair-syairnya yang dikenal dengan sebutan “Rubaa’iyyat Al-Khayyam” (Syair
Empat Baris Al-Khayyam). Dan beliau juga seorang ilmuan dalam bidang
matematika, astronomi, fisika dengan karyanya Risalah Fi Hisab Al-Hindi,
Zaij Maliksyah, dan masih banyak lagi.
Ø Abdurrahman Al-Khazin
Tentang tempat kelahiran dan kehidupan Al-Khazin bisa dikatakan
tidak banyak diketahui. Namun menurut pendapat mayoritas ahli sejarah, dia
dilahirkan pada pertengahan pertama dari abad ke-enam hijriyah, bertepatan
dengan pertengahan pertama dari abad ke 12 M di kota Marwu di kawasan Khurasan
Persia. Dia menimba ilmu di tempat kelahirannya. Karya Al-Khazin terfokus
kepada dua disiplin ilmu tersebut pada saat ini dikenal dengan Ilmu Hidrostatik
(salah satu cabang dari ilmu fisika) dan Ilmu Static (salah satu cabang dari
ilmu mekanik). Beberapa karyanya antara lain, Mizan Al-Hikmah Dan Az-Zaji
Al-Mu’tabar As-Sanjari.[7]
Saat ini semua
karya-karya dari para tokoh-tokoh ilmuan terkemuka tersebut masih dipelajari,
bukan hanya di daerah Khawarizmi yang sekarang adalah Uzbektistan. Tetapi juga
diseluruh dunia masih tetap mempelajarinya karena memang mereka adalah
tokoh-tokoh penting dengan berbagai penemuan-penemuan yang penting dan juga
bermanfaat bagi seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.
4. Ilmu Sastra dan Illmu Pengetahuan
Penggunaan bahasa selalu
mencerminkan pandangan budaya
dari identitas pribadi. Begitu pula
yang terjadi di
Tajikistan (Asia Tengah).
Ketika masyarakatnya masih mempertahankan
bahasa Persia dalam percakapan sehari-hari hal ini ikut mewariskan kultur puisi
yang terbawa dari
budaya Persia. Masyarakat
Tajikistan hingga kini masih
menggunakan puisi untuk
menyanjung seseorang, menyambut
tamu, dan sebagainya. Kultur
puisi di sana sangatlah kuat. Jadi,
di satu sisi
yang tetap respek
dengan budaya Tajikistan
karena mereka banyak terpengaruh
oleh budaya Persia,
sebagaimana seperti di Afghanistan dan
Iran mereka sangat
kuat dalam hal
berpuisi.[8]
Jika mereka bertemu dengan
orang, seringkali mereka
memberikan puisi-puisi kuno, mereka
sering menyatir puisi
pujangga-pujangga kuno. Perkembangan Iptek di Uzbekistan juga pada masa
jayanya Islam sangat pesat contohnya saja di Kota Bukhara, misalnya, menjadi
salah satu pusat ilmu pengetahuan, budaya dan seni bagi Islam.
Keistimewaan-keistimewaannya bahkan pantas disejajarkan dengan pusat-pusat magnet
dunia Islam sekelas Baghdad, kairo dan Kordoba.
5. Adat dan
Tradisi
Nouruz
merupakan tradisi perayaan awal musim semi atau perayaan sebelum atau sesudah
tahun baru masyarakat Persia kuno yang hingga kini masih bertahan. Tradisi ini
diperkirakan telah berumur lebih dari 3 ribu tahun dan terbilang sebagai unsur
kebudayaan lintas bangsa yang tertua di dunia. Nouruz adalah manifestasi
penghargaan terhadap kehidupan, alam, dan nilai-nilai kemanusiaan yang berakar
kuat pada tradisi sastra, adat-istiadat, seni, dan tradisi keluarga dan
masyarakat di berbagai negara Asia Tengah dan sekitarnya.
Setiap
perayaan Nouruz diberbagai negara Asia Tengah ini cukup berbeda-beda, seperti
di Uzbekistan merayakan Nouruz setiap tanggal 21 Maret. Selama perayaan tahun
baru berlangsung, warga mengenakan pakaian serba baru, bersilaturahmi ke sanak
saudara dan banyak juga yang memilih untuk bertamasya ke tempat-tempat
rekreasi. Di Tajikistan mengawali tahun baru Nouruz dengan menyantap sarapan
khusus berupa kue-kue bercitarasa legit dan manis. Dengan itu, mereka berharap
kehidupannya di tahun-tahun yang akan datang senantiasa terasa manis dan
dikarunia kebahagiaan. Sementara itu di Kazakhstan, warga meyakini Nouruz
sebagai harmonisme musim semi. Mereka percaya pada hari itu, bintang-gemintang
kembali pada titik awal perederannya, sehingga segala hal menjadi baru dan bumi
dipenuhi keceriaan.[9]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Imperium Persia meliputi berbagai wilayah dengan cakupan yang
sangat luas hingga mencakup wilayah Timur Tengah dan sekitarnya. Perluasan
wilayah tersebut membawa pengaruh yang kental terhadap apa yang ditinggalkan
bangsa Persia pada wilayah perluasannya, seperti adat istiadat, Bahasa,
tokoh-tokoh pemikir islam yang berdarah Persia dan karya-karyanya, hingga ke
Arsitektur bangunannya. Semua itu berdampak pada semua negara yang pernah di
duduki terutama di wilayah Timur Tengah dan Asia Tengah juga sekitarnya, tak
lupa juga berpengaruh pada negara Asia Timur seperti China dan negara besar
seperti Rusia, karena memang waktu itu Rusia pernah menjajah Asia Tengah, tak
mengherankan bila apa yang ditinggalkan Persia juga berpengaruh pada Rusia.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus Wibowo, (2013), Garis
Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah. Bandung.
Ajid Thohir, (2001), Studi
Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno-Linguistik Dan Geo-Politik.
Jakarta: Raja Wali Pers
Balkis Kalama, (2012). Persia Di Asia
Tengah: Jurusan Sejarah Fakultas Adab Dan Humaniora: 03-November-2016
Gaudah M, Gharib. (2007), Ilmuan
Terkemuka Dalam Sejarah Islam, Jakarta: Maktabah Al-Qur’an.
Ghulam, Reza Dkk. (2012), Islam,
Iran Dan Peradaban: Peran Dan Kontribusi Intelektual Iran Dalam Peradaban Islam:
Yogyakarta. Rausyanfikr Institute
HeriWulan,“KekaisarPersia”http://heriwulan462.blogspot.com/2012/11/kekaisaran-persia-sejarah-iran.htmL
(18-Juli-2013)
Http://indonesian.irib.ir/ranah/kultur/item/3342_IranIndonesiaRadio_Mengenal_Tradisi_Nouruz_di_Asia_Tengah
http://heriwulan462.blogspot.com/2012/11/kekaisaran-persia-sejarah-iran.html
(18 Juli 2013)
[2] Ajid
Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja Wali Pers, 2011, hlm
188
[3] Ibid.,
hlm 188
[4] Balkis
Kalama, 2012. Persia Di Asia Tengah: Jurusan Sejarah Fakultas Adab Dan
Humaniora: 03-11-2016
[5] Ghulam,
Reza Dkk. (2012), Islam, Iran Dan Peradaban: Peran Dan Kontribusi
Intelektual Iran Dalam Peradaban Islam: Yogyakarta, Rausyanfikr Institute,
hlm 254.
[6]
Agustinus Wibowo, (2013), Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia
Tengah, hlm 21-22.
[7] M Gharib
Gaudah, (2007), 147 Ilmuan Terkemuka Dalam Sejarah Islam, Jakarta, Hlm
248.
[8]
Agustinus Wibowo, (2013), Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia
Tengah, hlm 84.
[9] http://indonesian.irib.ir/ranah/kultur/item/33426-Mengenal_Tradisi_Nouruz_di_Asia_Tengah:
21-11-2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar