Minggu, 29 Januari 2017

PERSIA DI ASIA TENGAH


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.                                                                                           1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 2
A.    Latar Belakang Masalah................................................. 2
B.     Rumusan Masalah.......................................................... 3
C.     Tujuan Penulisan............................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
A.    Persia dan Asia Tengah................................................. 4
B.     Pengaruh Persia di Asia Tenga...................................... 5
1.      Bahasa.................................................................. 5
2.      Arsitektur............................................................... 6
3.      Tokoh-Tokoh Ilmuan dan Karyanya....................... 7
4.      Ilmu Sastra dan Ilmu Pengetahuan.......................... 9
5.      Adat Dan Tradisi................................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................ 11
                     A. Kesimpulan................................................................... 11
DAFTAR SUMBER.............................................................................. 12





BAB I
PENDAHULAN
A.Latar Belakang Masalah
Berakhirnya kolonialisme dan imperalisme Barat di negara-negara Islam, telah mengetuk kesadaran umat akan keterbelakangan, kebodohan, kejumudan dan ketertindasan. Kesadaran ini lebih terasa lagi ketika diingat bahwa lintasan sejarah Islam pernah menorehkan tinta emas peradabannya. Islam pernah berada dalam posisi terdepan dalam penggung peradaban dunia, berbarengan dengan keunggulannya di berbagai dimensi kehidupan ekonomi, Ilmu Pengetahuan, militer, politik dan sebagainya. Sebelum Islam masuk salah satu bangsa yang menjadi sebuah imperium kekuatan dunia ‘Persia’ adalah salah satu bangsa tersebut yang meninggalkan jejak peradaban di kancah sejarah islam.
Nama Persia sangat terkenal di seluruh dunia karena sejarahnya yang unik dan menarik untuk di bicarakan. Suku bangsa yang mendiami mayoritas wilayah Iran saat ini adalah juga cikal bakal dari negara Iran. Bangsa Persia tersebar hampir ke seluruh Timur Tengah, namun menjadi mayoritas di belahan bumi lain seperti Asia tengah dan sekitarnya. Persia merupakan kebudayaan yang diketahui melakukan kontak dengan Islam untuk pertama kalinya. Sisi Timur dari sungai Eufrat dan Tigris adalah tempat berdirinya kekaisaran Persia pada sekitar abad ke-7. Karena kedekatannya dengan kekaisaran Persia, Islam cenderung bukan saja meminjam budaya dari Persia namun juga mengadopsinya. Arsitektur Islam mengadopsi banyak sekali kebudayaan dari Persia.
. Salah satunya bagian wilayah kekuasaanya dulu yang meliputi Asia Barat atau yang sering disebut Timur Tengah, dan Asia Tengah yang terdiri dari beberapa negara seperti Uzbekistan, kazakstan, Turkmenistan, Tjikistan dan Kirgistan. Persia meninggalkan banyak kebudayaan tentunya juga di Asia Tengah, dimana banyak sekali budaya yang diserap dari Persia seperti Bahasa, Arsitektur lain sebagainya. Budaya yang diserap itu meninggalkan dampak dan pengaruh tersendiri bagi kebudayaan di Asia Tengah. Dalam makalah ini kami akan membahas apa saja pengaruh yang timbul dari kebudayaan yang telah di tinggalkan bangsa Persia di Asia Tengah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah beberapa pengaruh Persia di Asia Tengah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa sajakah pengaruh Persia di Asia Tengah


BAB II
PEMBAHASAN
A. Persia Dan Asia Tengah
Imperium Persia didirikan oleh Cyrus I pada 559 SM. Setelah  berhasil  mendirikan  kekaisaran,  Cyrus  berusaha  untuk menguasai  wilayah-wilayah  di  sekitarnya. Pada masa Darius I kekuasaan Persia telah  membentang luas dari Laut Kaspia, India sampai ke Timur Tengah. Juga Persia  merupakan  salah  satu  elemen  peradaban  Timur  yang berlokasi  di  Iran  sekarang.  Iran  terletak  di  daerah  lembah  Mesopotamia, sebuah  kawasan  dengan  peradaban  yang  maju  pada  saat  itu.  Oleh kebanyakan ahli daerah tersebut dikenal dengan “the cradle of civilization” atau  lahirnya  peradaban.  Sementara  istilah  lain  yang  sering  disebutkan antara  lain  “the  fertile  crescent” untuk  menyebut  daerah  yang  subur. sementara  julukan  “the  Levant”  menunjuk  kepada  arah  (dimana  bangsa Arab menyebut  Masyriq).
 Kekaisaran  Persia  adalah  sejumlah  kekaisaran  bersejarah  yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk  Asia  Barat,  Asia  Tengah  dan  Kaukasus.  Saat  ini  nama  Persia  dan Iran  sudah  menjadi  kebiasaan.  Persia  digunakan  untuk  isu  sejarah  dan  kebudayaan sedangkan, Iran digunakan untuk isu politik.[1] Persia merupakan sebuah bangsa yang sangat dikenal dan memiliki peradaban yang panjang.
Persia yang saat ini menjadi bagian dari negara Iran sesungguhnya adalah sebuah kerajaan besar yang pada saat itu meliputi Babylonia, Asia Tengah, Palestina, Suriah, seluruh Asia kecil bahkan Mesir. Kejayaan itu berlangsung hingga tahun 330 SM, sebelum dimana kerajaan Romawi dibawah pimpinan Alexander Agung menaklukan wilayah Persia.[2] Kemudian sejak tahun 640 M Persia telah di kuasai Islam. Pemerintahan islam seperti Abbasiyah (750-1258) dan bermacam-macam dinasti lokal banyak berdiri disekelilingnya, seperti Tahiriyah, Samaniyah dan Safariyah, kemunculan mungkin akibat akumulasi sejarah yang sangat kompleks, sebagian diantaranya akibat kekecewaan politik orang-orang Persia terhadap bangsa Arab, juga adanya pertemuan Kultural Arab-Persia yang “terlembagakan” melalui pernikahan antara Hussain anak dari Ali bin Abi Thalib (cucu Rasulullah) dengan putri Kaisar Persia.[3]
Sementara itu, Sebelum mengetahui bagaimana perngaruh Persia di Asia Tengah kita terlebih dulu harus mengetahui tentang apa yang di maksud dengan Asia Tengah. Asia Tengah sendiri merupakan bagian dari Imperium kekuasaan Persia pada saat itu, dan saat ini Asia Tengah adalah sebuah kawasan yang terkurung daratan di Benua Asia dimana terbagi menjadi beberapa negara kecil seperti Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgistan, Kazakstan dan Tajikistan. Banyak arti yang berbeda dalam komposisi wilayah yang sebenarnya. Menurut sebuah definisi, Asia Tengah mencakup sekitar 9.029.000 km², atau 21% dari benua.
Terdiri dari beberapa wilayah yang sangat luas dengan jenis daratan yang bervariasi, misalnya tanah datar tinggi dan pegunungan (Tian Shan), gurun luas (Kara Kum, Kyzyl Kum, Taklamakan), dan tanah datar berupa rerumputan. Kebanyakan tanah sangat kering atau sangat kasar untuk dijadikan sebagai sawah. Mata pencaharian mayoritas penduduk ialah penggembala. Aktivitas industri berada di perkotaan.[4] Asia Tengah telah lama menjadi wilayah perdagangan antara Tiongkok dan masyarakat Barat, dengan Jalur Sutra melewati wilayah ini dan menjamurnya banyak kerajaan di sini. Pada lima abad terakhir kebanyakan wilayah ini dijajah oleh kekaisaran Rusia dan Kerajaan Tiongkok. Semasa abad ke-20 Asia Tengah bagian dari bekas aluran Komunis Uni Soviet, yang pecah pada tahun 1991.
B. Pengaruh-Pengaruh Yang Ditinggalkan Persia Terhadap Asia Tengah
1. Bahasa
Bahasa Parsi sebagai bahasa literatur/sastra berkembang luas dan menyeluruh. Beberapa dinasti keturunan Turki juga menjadi pendukung setia seni dan literatur serta membawanya ke (Asia Tengah), Anatolia dan kawasan-kawasan penutur basaha Turki Transoxania serta India. Bahasa Persia ini kemudian mendapatkan tempat kembali menggantikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan dan kesusasteraan.
Berbagai kumpulan besar syair dan prosa Persia muncul dalam kawasan ini. Pada dasarnya, literatur Persia bukan hasil karya dan ciptaan orang-orang Persia semata, tetapi juga hasil dari sebuah sebuah wilayah kultural yang lebih lebar dan luas. Namum, kekuatan kreatifitasnya berakar di Iran.[5]
Di antara  Kirgizstan,  Kazakhstan,  Uzbekistan,  dan Turkmenistan. Tajikistan adalah negara yang tidak menggunakan bahasa Rusia tetapi menggunakan bahasa Persia yang ditulis dengan huruf Sirilik. Bahasa  Tajik.  Bahasa  Parsi  itu  bahasa  Tajik  juga.  Kalau  di  Iran  disebut bahasa Parsi, di Afghanistan disebut Dari, di Tajikistan disebut Tajik. Masing-masing ada  perbedaanya  sedikit  tetapi  itu  bahasa  yang  sama,  tetapi  bahasa Persia di Tajik jauh lebih kuno, lebih tradisional, tetapi mereka menggunakan huruf Sirilik, huruf Rusia tetapi masih bahasa yang sama. Kalau di Iran dan Afghanistan bahasa Parsi ditulis menggunakan huruf Arab.[6]
2. Arsitektur
Yang akan dibahas di sini adalah arsitektur Persia islam yang berkembang pada masa permulaan Syiah. Kemajuan di bidang matematika mempengaruhi akuratnya kesimetrisan pada semua bagian bangunan dan hiasannya. Teknologi yang berkembang pada saat itu bisa membuat bangunan yang tanpa jendela tidak membutuhkan lampu pada saat siang, cukup dengan permainan cermin yang menggunakan sinar matahari sebagai bahan cahayanya.
Kubah yang berbentuk seperti helm prajurit muslim, menara dengan satu balkon, arch yang meruncing, dan dominasi warna biru pada bangunannya menjadi identitas utama arsitektur Persia islam. Tidak ketinggalan pula hiasan staglimit pada gerbang dan penyangga kubah dan pengaturan taman dan air mancur tanpa mesin pompa. Daerah Persia memang menjadi pusat ilmu pengetahuan pada masa lampau, sehingga hal ini mempengaruhi teknologi pada bangunan di setiap daerah dan wilayah kekuasaannya pada waktu itu. Dengan hukum archimedes, air mancur pada taman masjid bisa berfungsi secara alami tanpa harus memakai pompa. Arsitektur Persia Islam memang tidak bisa lepas dari pengaruh Persia kuno.
Sampai sekarang baik Iran maupun negara-negara Asia Tengah dan sekitarnya sangat mengagungkan bangunan Gerbang sehingga dibangun dengan ukuran yang sangat besar, kubah yang berukir penuh, penataan jendela dan ornamen yang khas, menara yang berbeda dengan menara pada gaya yang lainnya, sampai pengaturan tamannya. Contoh karya terbesar dari arsitektur Persia ini adalah Masjid Samarkand di Uzbekistan, Masjid Kashgar dan Idkah di Xinjiang China dan Masjid Agung St. Petersburg di Rusia.
3. Tokoh-Tokoh Ilmuan dan Karyanya
Di dalam semua bidang pendidikan berikut ini tokoh-tokoh ilmuan yang karyanya dan penemuan-penemuannya memiliki begitu banyak manfaat dan kegunaan yang masih bisa dirasakan hingga saat ini, terlahir dari keturunan Perisa. Para tokoh ilmuan ini terkenal hingga keseluruh negeri dengan karyanya masing-masing yang mendunia dan juga berpengaruh bagi kawasan Asia Tengah khususnya bagi umat di seluruh dunia.
Di tanah inilah lahir para ulama dan pemikir yang sangat berpengaruh di dunia Islam. Seperti Imam Al-Bukhari, beliau dianggap sebagai salah satu penyampai hadis yang diakui kesahihannya, beliau adalah putra Bukhara, provinsi di wilayah Barat Uzbekistan dan juga dikenal sebagai salah satu  pusat ilmu pengetahuan, budaya dan seni bagi Islam. Selain imam Bukhari, juga dikenal imam-imam lain seperti,  Imam Muslim, Imam Al-Ghazali, ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Biruni, Al-Kindi, Al-Haitami, dan lain-lain. Para imam mengelola lebih dari 110 madrasah dan mereka mengajar di sekolah-sekolah dasar. Beberapa tokoh dan karyanyan antara lain:
Ø  Muhammad Bin Musa Al-Khawarizmi
 Al-Khawarizmi di lahirkan pada tahun 164 H (780 M) didaerah Khawarizmi di Asia Tengah. Dia wafat di Baghdad pada tahun 232 H (847 M). Al-Khawarizmi memiliki beberapa hasil penelitian ilmiah dan buku-buku yang dikarang matematika (menghitung, aljabar, dan geometri), astronomi (Ilmu Falak) dalam karyanya “As-Sanad Hind”, geografi menulis buku “Shurotul Al-Ardh” dan juga menulis “Taqwim Al-Buldan”.
Ø  Abu Ar-Raihan Al-Biruni
Al-Biruni dilahirkan pada tahun 362 H (973 M), disalah satu pinggiran kota Kats yang merupakan pusat kota Khawarizmi di Asia Tengah. Inilah yang menyebabkan ia dipanggil dengan nama Al-Biruni, karena Birun adalah bahasa Persia yang berarti pinggiran kota. Beliau adalah seorang ilmuan dalam bidang matematika dalam karyanya yang berjudul “Kitab Al-Masa’il Al-Handasiyyah”, dalam bidang Geologi dalam karyanya “Al-Jamahir Fi Ma’rifatil Jawahir”, ilmu Astronomi dalam karyanya “At-Tafhim Li Awa’il Shina’at At’tanjin, dalam bidang Geografi dalam bukunya “Shifatul Ma’murah” dan dalam bidang lainnya seperti Biologi, Farmakologi (obat-obatan) Humaniora dan Sastra yang dikenal dengan “Thariq al-Hindi”.
Ø  Ibu Sina
Ibnu Sina dilahirkan di desa Avasna, di dekat propinsi Bukhara-sekarang Uzbekistan, Persia pada tahun 270 H (980 M). Ibnu Sina memiliki pernanan menonjol dalam bidang kedokteran dan berbagai cabangnya. Dia telah melakukan penelitian yang besar dan mendapatkan penemuan penting yang diabadikan oleh sejarah kedokteran. Ibnu Sina memiliki karya sebanyak 276 buah, baik berupa surat-surat, buku maupun ensiklopedia. Berikut karya-karyanya, Kitab Al-Qonun Fith Thib (Canon Of Medicine), Kitab Arjuzah Ibnu Sina Ath-Thibbiyah, Kitab Mausu’ah Asy-Syifa, yang merupakan ensiklopedia berisi ilmu pengetahuan, seperti fisafat, logika, dan ilmu alam. Dan kitab “Asbab Huduts Al-Huruf”.
Ø  Umar Al-Khayyam
Umar Khayyam adalah seorang berkebangsaan Persia, dia dilahirkan di Nesapor di Iran. Beliau dilahirkan pada tahun 440 H (1048 M). Dia wafat di Naisabur pada tahun 525 H (1131 M). Umar Khayyam dikenal sebagai seorang filsuf dan penyair muslim yang besar. Dia memiliki popularitas khusus karena syair-syairnya yang dikenal dengan sebutan “Rubaa’iyyat Al-Khayyam” (Syair Empat Baris Al-Khayyam). Dan beliau juga seorang ilmuan dalam bidang matematika, astronomi, fisika dengan karyanya Risalah Fi Hisab Al-Hindi, Zaij Maliksyah, dan masih banyak lagi.
Ø  Abdurrahman Al-Khazin
Tentang tempat kelahiran dan kehidupan Al-Khazin bisa dikatakan tidak banyak diketahui. Namun menurut pendapat mayoritas ahli sejarah, dia dilahirkan pada pertengahan pertama dari abad ke-enam hijriyah, bertepatan dengan pertengahan pertama dari abad ke 12 M di kota Marwu di kawasan Khurasan Persia. Dia menimba ilmu di tempat kelahirannya. Karya Al-Khazin terfokus kepada dua disiplin ilmu tersebut pada saat ini dikenal dengan Ilmu Hidrostatik (salah satu cabang dari ilmu fisika) dan Ilmu Static (salah satu cabang dari ilmu mekanik). Beberapa karyanya antara lain, Mizan Al-Hikmah Dan Az-Zaji Al-Mu’tabar As-Sanjari.[7]
            Saat ini semua karya-karya dari para tokoh-tokoh ilmuan terkemuka tersebut masih dipelajari, bukan hanya di daerah Khawarizmi yang sekarang adalah Uzbektistan. Tetapi juga diseluruh dunia masih tetap mempelajarinya karena memang mereka adalah tokoh-tokoh penting dengan berbagai penemuan-penemuan yang penting dan juga bermanfaat bagi seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.
4. Ilmu Sastra dan Illmu Pengetahuan
Penggunaan  bahasa  selalu  mencerminkan  pandangan  budaya  dari  identitas  pribadi. Begitu  pula  yang  terjadi  di  Tajikistan (Asia Tengah).  Ketika  masyarakatnya  masih  mempertahankan bahasa Persia dalam percakapan sehari-hari hal ini ikut mewariskan kultur  puisi  yang  terbawa  dari  budaya  Persia.  Masyarakat  Tajikistan  hingga  kini masih  menggunakan  puisi  untuk  menyanjung  seseorang,  menyambut  tamu,  dan sebagainya. Kultur puisi di sana sangatlah kuat. Jadi,  di  satu  sisi  yang  tetap  respek  dengan  budaya  Tajikistan  karena mereka  banyak  terpengaruh  oleh   budaya  Persia,  sebagaimana  seperti  di Afghanistan  dan  Iran  mereka  sangat  kuat  dalam  hal  berpuisi.[8]
Jika  mereka bertemu  dengan  orang,  seringkali  mereka  memberikan  puisi-puisi  kuno, mereka  sering  menyatir  puisi  pujangga-pujangga kuno. Perkembangan Iptek di Uzbekistan juga pada masa jayanya Islam sangat pesat contohnya saja di Kota Bukhara, misalnya, menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan, budaya dan seni bagi Islam. Keistimewaan-keistimewaannya bahkan pantas disejajarkan dengan pusat-pusat magnet dunia Islam sekelas Baghdad, kairo dan Kordoba.
5. Adat dan Tradisi
Nouruz merupakan tradisi perayaan awal musim semi atau perayaan sebelum atau sesudah tahun baru masyarakat Persia kuno yang hingga kini masih bertahan. Tradisi ini diperkirakan telah berumur lebih dari 3 ribu tahun dan terbilang sebagai unsur kebudayaan lintas bangsa yang tertua di dunia. Nouruz adalah manifestasi penghargaan terhadap kehidupan, alam, dan nilai-nilai kemanusiaan yang berakar kuat pada tradisi sastra, adat-istiadat, seni, dan tradisi keluarga dan masyarakat di berbagai negara Asia Tengah dan sekitarnya.
Setiap perayaan Nouruz diberbagai negara Asia Tengah ini cukup berbeda-beda, seperti di Uzbekistan merayakan Nouruz setiap tanggal 21 Maret. Selama perayaan tahun baru berlangsung, warga mengenakan pakaian serba baru, bersilaturahmi ke sanak saudara dan banyak juga yang memilih untuk bertamasya ke tempat-tempat rekreasi. Di Tajikistan mengawali tahun baru Nouruz dengan menyantap sarapan khusus berupa kue-kue bercitarasa legit dan manis. Dengan itu, mereka berharap kehidupannya di tahun-tahun yang akan datang senantiasa terasa manis dan dikarunia kebahagiaan. Sementara itu di Kazakhstan, warga meyakini Nouruz sebagai harmonisme musim semi. Mereka percaya pada hari itu, bintang-gemintang kembali pada titik awal perederannya, sehingga segala hal menjadi baru dan bumi dipenuhi keceriaan.[9]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Imperium Persia meliputi berbagai wilayah dengan cakupan yang sangat luas hingga mencakup wilayah Timur Tengah dan sekitarnya. Perluasan wilayah tersebut membawa pengaruh yang kental terhadap apa yang ditinggalkan bangsa Persia pada wilayah perluasannya, seperti adat istiadat, Bahasa, tokoh-tokoh pemikir islam yang berdarah Persia dan karya-karyanya, hingga ke Arsitektur bangunannya. Semua itu berdampak pada semua negara yang pernah di duduki terutama di wilayah Timur Tengah dan Asia Tengah juga sekitarnya, tak lupa juga berpengaruh pada negara Asia Timur seperti China dan negara besar seperti Rusia, karena memang waktu itu Rusia pernah menjajah Asia Tengah, tak mengherankan bila apa yang ditinggalkan Persia juga berpengaruh pada Rusia.



DAFTAR PUSTAKA
Agustinus Wibowo, (2013), Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah. Bandung.
Ajid Thohir, (2001), Studi Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno-Linguistik Dan Geo-Politik. Jakarta: Raja Wali Pers
Balkis Kalama, (2012). Persia Di Asia Tengah: Jurusan Sejarah Fakultas Adab Dan Humaniora: 03-November-2016
Gaudah M, Gharib. (2007), Ilmuan Terkemuka Dalam Sejarah Islam, Jakarta: Maktabah Al-Qur’an.
Ghulam, Reza Dkk. (2012), Islam, Iran Dan Peradaban: Peran Dan Kontribusi Intelektual Iran Dalam Peradaban Islam: Yogyakarta. Rausyanfikr Institute
HeriWulan,“KekaisarPersia”http://heriwulan462.blogspot.com/2012/11/kekaisaran-persia-sejarah-iran.htmL (18-Juli-2013)
Http://indonesian.irib.ir/ranah/kultur/item/3342_IranIndonesiaRadio_Mengenal_Tradisi_Nouruz_di_Asia_Tengah






[1] Heri  Wulan,  “Kekaisaran  Persia”,  dalam
http://heriwulan462.blogspot.com/2012/11/kekaisaran-persia-sejarah-iran.html (18 Juli 2013)
[2] Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja Wali Pers, 2011, hlm 188
[3] Ibid., hlm 188
[4] Balkis Kalama, 2012. Persia Di Asia Tengah: Jurusan Sejarah Fakultas Adab Dan Humaniora: 03-11-2016
[5] Ghulam, Reza Dkk. (2012), Islam, Iran Dan Peradaban: Peran Dan Kontribusi Intelektual Iran Dalam Peradaban Islam: Yogyakarta, Rausyanfikr Institute, hlm 254.
[6] Agustinus Wibowo, (2013), Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah, hlm 21-22.
[7] M Gharib Gaudah, (2007), 147 Ilmuan Terkemuka Dalam Sejarah Islam, Jakarta, Hlm 248.
[8] Agustinus Wibowo, (2013), Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah, hlm 84.
[9] http://indonesian.irib.ir/ranah/kultur/item/33426-Mengenal_Tradisi_Nouruz_di_Asia_Tengah: 21-11-2016.

OTONOMI DAERAH MASA REFORMASI

OTONOMI DAERAH MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pergerakan Indonesia Modern   Disusun ...